Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan simbol nonverbal pada ritual mantra balako. Menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Hasil penelitian bentuk simbol nonverbal diklasifikasin menjadi komunikasi penciuman yakni aroma lompu. Cita rasa berupa pabaihin, tuak ancur, tuak inas. Komunikasi Visual berupa kamut, balanse, cupak gantangk, tolur manuk kampungk, nulangk, mansak matak, sangek sangkotik, topungk tawar, upih, ancak, lantingk kamut. Komunikasi Penampilan berupa takuluk, rante tali nyawa. Gerakan tubuh berupa babiso lantingk kamut, mulah
lantingk kamut, nyamoleh manuk, menghanyutkan lantingk, dan sentuhan berupa nyengkolan’t, meigahi upih. Simbol nonverbal memiliki makna sebagai pemberi upeti kepada penunggu tanah dan sebagai ucapan rasa syukur masyarakat atas padi yang dihasilkan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dalam analisis penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dalam ritual “Simbol Nonverbal pada Ritual Mantra Balako Masyarakat Dayak Krio di Desa Menyumbung Kecamatan Hulu Sungai Kabupaten Ketapang (Pendekatan Semiotik)” memiliki prilaku komunikasi nonverbal. Hasil penelitian ini juga relevansi dengan pembelajaran bahasa Indonesia kelas XII semester ganjil materi puisi lama KD 6.1.

Kata Kunci: Nonverbal, Mantra Balako, Simbol dan Relevansi