Hasil belajar siswa setelah diterapkan model Expository Learningmenggunakan media KIT IPA dengan rata-rata 78,00 tergolong tinggi dan animasi phET Simulation dengan rata-rata 74,00 tergolong tinggi. Profil kemampuan awal siswa pada kategori tinggi, sedang dan rendah pada kelas X TKJ 2 yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen 1 sebanyak 4 siswa dengan kategori tinggi, 9 siswa dengan kategori sedang dan 18 siswa dengan kategori rendah dan rata-rata sebesar dengan kategori rendah. Sedangkan profil kemampuan awal siswa pada kategori tinggi, sedang dan rendah pada kelas X TKJ 3 yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen 2 sebanyak 3 siswa dengan kategori tinggi, 8 siswa dengan kategori sedang dan 20 siswa dengan kategori rendah dan rata-rata sebesar dengan kategori rendah. Hasil uji hipotesis menggunakan uji Kruskal Wallis anava dua jalan dengan sel tak sama untuk kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar diperoleh nilai signifikasinya 0,033 kurang dari (P-Value < ) sehingga H ditolak dan H diterima yang artinya terdapat pengaruh kemampuan awal siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap hasil belajar siswa. Hasil uji hipotesis menggunakan uji Kruskal Wallis anava dua jalan dengan sel tak sama untuk model expository learning menggunakan media KIT IPA dan animasi phET Simulation a terhadap hasil belajar siswa diperoleh nilai signifikasinya 0,049 kurang dari (PValue < ) sehingga H 0 ditolak dan H diterima yang artinya terdapat pengaruh model expository learning menggunakan media KIT IPA dan animasi phET Simulation terhadap hasil belajar siswa. Hasil uji hipotesis menggunakan uji lanjut anova untuk interaksi model expository learning menggunakan media KIT IPA dan media animasi phET Simulation ditinjau dari kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar diperoleh nilai signifikasinya 0,03 kurang dari 0,05 (P-Value < ) yang artinya terdapat interaksi antara model expository learning menggunakan media a KIT IPA dan media animasi phET simulation tinjau dari kemampuan awal dengan hasil belajar siswa.