Skripsi ini berjudul “KONSEVASI SISTEM PERLADANGAN MASYARAKAT DAYAK IBANSUNGAI UTIK SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS TERPADU TERHADAP SMP KELAS VII DI KAPUAS HULU”. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah 1.Menganalisis konservasi sistem perladangan Masyarakat Adat Dayak Iban Sungai Utik. 2.Menganalisis konservasi sistem perladangan masyarakat Adat Dayak Iban Sungai Utik di jadikan sumberbelajar di SMP kelas VII di Kabupaten Kapuas Hulu. 3.Menganalisis bagaimanakah modul yang terintegrasi dengan konservasi sistem perladangan Masyarakata Adat Dayak Iban Sungai Utik di jadikan sebagai sumber belajar IPS terpadu SMP Kapuas Hulu?
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Bentuk penelitian akan berbentuk deskriptif. Lokasi penelitian ini akan berada pada kabupaten Kapuas Hulu, kecamatan Embaloh hulu, Desa Batu Lintang, Dusun Sungai Utik, Kalimantan Barat atau lebih tepatnya pada rumah panjay/betang yang berada pada daerah tersebut.
Kesimpulan secara umum yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah pewarisan budaya merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menjaga suatu kebudayaan agar tetap bisa dinikmati oleh anak dan cucu kita kedepannya. Usaha pewarisan budaya juga harus diimbangi dengan kesadarakan akan pentingnya pewarisan budaya kususnya konservasi sistem perladangan. Banyak budaya yang memudar akibat masyarakatnya sudah tidak peduli dan sama sekali tidak peka dengan mitigasi budaya. maka kseimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1.Konservasi sistem perladangan sendiri merupakan upaya pelestarian sistem perladangan dimana disini masyarakat Dayak Sungai Utik masih mengunakan sistem perladangan mode teradisional serta masih di wariskan turun temurun dan masih ada sampai sekarang. Untuk pemanfaatan hutan Hutan adat masyarakat Dayak Iban sungai utik pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu Hutan adat lindung dan juga hutan adat produksi. Selain itu terdapat dua jenis ladang di masyarakat Dayak Sungai Utik yaitu ladang kering dan ladang tadah hujan/ladang payak (sawah). Menurut kepercayaan masyarakat Dayak Iban Sungai Utik Saat perayaan Gawa, jiwa para leluhur dipanggil untuk ikut hadir dan merayakan pesta syukur melalui pedara, padara sendiri disini merupakan sesajian berupa pinang sirih dan bahan sesajian lain yang merupakan hasil peroduksi dari hasil perladangan dan hutan yang di sungai utik. Perayaan malam sebelum gawai biasanya diiringi dengan alat music berupa tawak (gong) gendang dan alat music teradisional lainnya yang meriah, tujuannya sendiri disini menurut Masyarakat adat Dayak Iban sungai utik merupakan Roh baik maupun roh jahat semua diundang untuk hadir dan merayakannya bersama. Saat perayaan selesai, roh para leluhur dan orang Panggau (Orang Khayangan) yang sdah diundang dan turut hadir selama perayaan gawa’ berlangsung akan dihantar pulang melalui rangkaian ritual ngampun tersebut. 2.Konservasi sistem perladangan sungai utik layak di Jadikan sebagai sumber belajar dikarenakan didalamnya terdapat nilai-nilai yang sejalan dengan nilai-nilai pendidikan karakter. hal tersebut dikarenakan konsevasi sistem perladangan mengandung nilai-nilai yang dibutuhkan sebagai bahan ajar. nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai pendidikan karakter yang berlaku dalam pendidikan sekarang. 3.Konservasis sistem perladangan masyarakat Dayak Iban sungai utik dapat dimasukan kedalam kurikulum merdeka belajar melalui tema Keberagaman Lingkungan Sekitar. Dapat mengembangkan materi menjadi tuntutan serta tantangan bagi para guru di zaman sekarang, oleh karena itu sumber belajar ini dapat dijadikan sebagai jawaban untuk hal tersebut.